Kamis, 29 Juli 2010

-Karena Hanya Untuk Cinta-

Terkadang sesuatu yang indah itu berawal dari hal yang tak pernah diduga sebelumnya bahkan terlintas dipikiranpun tidak. Seperti apa yang dialami oleh djay, seorang tipikal pemuda pekerja kantoran biasa yang mencoba peruntungan di tengah hiruk pikuk metropolitan untuk mendapatkan cinta sejatinya.

Dia bertemu dengan gadis itu di sebuah pesta yang diadakan bosnya untuk merayakan hari jadi anak tunggalnya. Bagi djay gadis itu sangat menakjubkan di matanya. Banyak pemuda lainnya berusaha mendekatinya. Selama pesta berlangsung dia hanya bisa berdiri dari kejauhan menikmati kecantikan paras gadis itu. Kebimbangan menyelimutinya, dia berpikir bahwa dirinya hanyalah seorang laki-laki biasa. Tak ada yang begitu menghiraukannya.

Saat pesta telah usai, tak tahu kekuatan apa yang mendorong dirinya untuk melakukannya, djay secara langsung menawarkan diri untuk minum kopi bersama sambil berkenalan lebih dekat dengannya. Walaupun terkejut dengan ajakan yang mendadak dari seorang yang asing bagi dirinya, gadis tersebut tidak mau mengecewakannya,

“Aku kayla....” jawab gadis itu disertai dengan sebuah anggukan yang mengisyaratkan kesediaannya.

Mereka berdua duduk di sebuah kedai kopi yang nyaman tak jauh dari lokasi pesta. Walaupun sudah bisa berduaan dengannya djay begitu gugup untuk mengatakan sesuatu, sedangkan kayla merasa sangat tidak nyaman.

“Ayolah, cepat. Apa yang ingin dibicarakan denganku. Aku ingin segera pulang”, kata kayla dalam hatinya.

Dalam benak djay dia memikirkan bagaimana memulai topik pembicaraan yang mengesankan baginya. Karena dalam kamus hidupnya semua hal itu sudah dapat ditentukan ketika dia mengambil langkah awal. Awal yg bagus akan memberikan kepastian yang bagus pula.

Untuk mencairkan suasana djay berkata pada pelayan, "Mas, tolong ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkan dalam kopi saya." Semua orang memandang dan melihat aneh padanya. Mukanya kontan menjadi merah, tapi ia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi lalu meminum kopi tersebut. Kayla bertanya dengan penuh rasa ingin tahu kepadanya, "Kebiasaanmu kok sangat aneh?".

Djay berpikir sejenak lalu tersenyum kepadanya, "Saat aku masih kecil, aku tinggal di dekat laut. Aku sangat suka bermain-main di laut, di mana aku bisa merasakan laut. Asin dan pahitnya. Sama seperti rasa kopi ini".

"Sekarang, setiap kali aku minum kopi asin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halamanku, rindu kedua orangtuaku yang masih tinggal di sana", lanjutnya dengan mata berlinang.

Kayla begitu terenyuh mendengarnya. Bagi dia Itu adalah hal sangat menyentuh hati. Perasaan yang begitu dalam dari seorang laki-laki yang mengungkapkan

kerinduan akan kampung halamannya. Kayla berpikir bahwa djay pasti seorang yang mencintai dan begitu peduli akan rumah dan keluarganya. Ia pasti mempunyai rasa tanggung jawab akan tempat tinggalnya. Kemudian Kayla memulai pembicaraan, mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya.

Akhirnya Pertemuan pertama itu menjadi Pembicaraan yang sangat menarik bagi mereka berdua karena kayla lupa untuk buru-buru pulang. Dan itu juga merupakan awal yang indah dari kisah cinta mereka.

Mereka terus menjalin hubungan. Kemudian kayla menyadari bahwa djay adalah laki-laki idaman baginya. Ia begitu toleran, baik hati, hangat, penuh perhatian. Kayla sangat bersyukur karena djay adalah pria baik yang hampir saja diabaikan begitu saja. Untung saja ada kopi asin! Pikirnya.

Cerita berlanjut seperti tiap kisah cinta yang indah: sang putri menikah dengan sang pangeran, dan mereka hidup bahagia. Dan setiap ia membuatkan suaminya secangkir kopi, ia membubuhkan sedikit garam didalamnya karena ia tahu itulah kesukaan djay.

Setelah 50 tahun bersama, djay meninggal dunia. Ia meninggalkan sepucuk surat bagi istrinya:

"-Untuk istriku tercinta- Kayla.

Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku. Ini adalah satu-satunya kebohonganku padamu--- tentang kopi asin. Kamu ingat kan dengan pertemuan pertama kita? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya aku menginginkan sedikit gula. Tapi aku malah mengatakan garam. Waktu itu aku ingin membatalkannya, tapi aku tak sanggup. Maka aku biarkan saja semuanya. Aku tak pernah mengira kalau hal itu malah menjadi awal pembicaraan kita.

Aku telah mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Aku telah mencobanya beberapa kali dalam hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya. Karena aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun darimu. Sekarang aku sedang sekarat. Tidak ada lagi yang dapat aku khawatirkan, maka aku akan mengatakan ini padamu:

Aku tidak menyukai kopi yang asin. Tapi sejak aku mengenalmu, aku selalu minum kopi yang rasanya asin sepanjang hidupku. Aku tak pernah menyesal atas semua yang telah aku lakukan padamu. Aku tidak pernah menyesali semuanya. Dapat berada disampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hidup sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalmu dan menjadikanmu istriku walaupun itu aku harus minum kopi asin lagi setiap harinya."

Sambil membaca, airmata kayla membasahi surat itu.

Suatu hari seseorang menanyainya, "Bagaimana rasa kopi asin?", ia menjawab,

"Rasanya begitu manis."

Re-created by me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar